Kamis, 07 Juli 2016

Cerita dibalik hari Raya



Tahun ini hari raya terasa begitu istimewa buat saya. Bukan karena ada “lamaran” yaaa (ngarep.com) tetapi karena FULL HOUSE..! Ada kisah pilu dari saudara-saudara saya tentang anak nya, kondisi ekonomi keluarga, orang tua, dan sebagainya.

Hidup selama 30 tahun, baru kemarin saya kembali berpikir bahwa saya sungguh bersyukur bisa besar dalam keluarga yang “sehat”. Saya berterimakasih pada Tuhan, bahwa saya dengan segala permasalahan “jodoh” saya belum seberapa kompleks dibandingkan dengan saudara-saudara saya yang datang silaturahim kemarin. Alhamdulillah…….

**

“… Masalah elo riisss, ga seluas rumah petak 3x4…”

 Ya, itulah yang terlontar dari sepupu saya yang sudah berumahtangga. Rumitnya masalah rumahtangga yang dihadapinya membuat saya berpikir (lagi) dengan siapa partner hidup saya. Sepupu saya masih beruntung memiliki suami yang begitu sabarnya menerima kekurangan keluarga kami yang serba “aneh”. Membina bahtera rumahtangga selama hampir 20 tahun dengan lingkungan keluarga yang kacau dan lingkungan sosial yang ekstrim menjadikan sepupu saya ini seorang wanita yang struggle menghadapi semuanya dengan iklhas dan tidak pernah dijadikan beban. Saat kalimat “tidak pernah jadi beban” itu terucap, saya merasa sungguh luar biasa sekali sepupu saya ini.

Di tengah himpitan ekonomi, masalah tanah warisan yang pembagiannya menurut saya tidak jelas, dia pun harus berperan sebagai “negosiator” dari keponakannya yang berebut asuh oleh kakak-kakaknya.
Singkat cerita, sepupu saya ini adalah anak terakhir di keluarganya. Tiga kakak laki-lakinya memiliki kehidupan yang pada masa sebelumnya memiliki arah yang tidak jelas. Namun karena ketegasannya bersikap pada kakak laki-lakinya itu, Alhamdulillah kini mereka mulai berubah.

Ada titik terang atas hak asuh ponakannya. Untuk pertama kalinya, setelah sekian lama terpisah mereka (kakak laki-lakinya) bertemu dalam sebuah momen suci, hari raya.
Hmm… mungkin akan saya tuliskan di lain waktu mengenai detail terpisahnya Aa saya dengan kedua anaknya.


**
Oiya, saya besar dalam keberagaman. Silsilah keluarga maternal (pihak mamah) adalah keluarga non-muslim yang sangat taat beribadahnya. Keluarga maternal saya ini juga memiliki background yang berbeda-beda. Tidak seperti keluarga paternal (pihak Bapak) yang akademisi, keluarga maternal saya cenderung pas-pasan namun mereka memiliki daya juang yang tinggi untuk hidup yang tidak hanya sekedar hidup.

Abah dan emak (alm.) dari mamahnya selalu mengajarkan saya tentang kasih sayang antar sesama dan menghargai pilihan hidup masing-masing. (Huuff… kangen mereka… Tuhan, jaga mereka dalam surga-Mu..). Suasana demokratis dan liberal bisa dibilang menempel pada mamahnya dalam mendidik saya, maklum saja darah kompeni (re: Belanda) masih tersisa dalam diri keluarga maternal.
Yaa…. dan saya sekali lagi sungguh bersyukur. Begitu baiknya Tuhan menaruh saya dalam keluarga yang “sempurna” dengan segala kekurangan yang dimiliki oleh keluarga besar saya.

Saya pun mengambil hikmah atas momen hari raya ini, bahwa rumahtangga tidak selalu manis saja. Akan selalu ada badai yang menghantai bahtera rumahtangga. Suami, adalah nahkoda dan istri adalah navigator. Komunikasi adalah bagian terpenting untuk mengarungi lautan kehidupan yang luas dan tiada akhir, kecuali kematian yang memisahkan.

Entah siapa kelak yang akan menjadi pendamping saya nanti, saya pun tidak tahu. Yang jelas, saat ini saya siap untuk membuka hati. Seandainya Tuhan menakdirkan saya untuk patah hati (lagi), jika itu adalah skenario terbaik-Nya dalam menemukan yang terbaik bagi-Nya, maka saya akan berusaha ikhlas menjalaninya.

Dan bahagia selanjutnya adalah tidak ada pertanyaan
“Kapan Nikahnya..?” hahahhaaa….


*****

Alhamdulillah…..
Taqobballahu minna wa minkum…
Taqobballahu yaa kariim….

Selamat merayakan Idul Fitri, Mohon maaf lahir batin…

Salam hari raya,
-RS-

07072016
7.36 am

Sabtu, 04 Juni 2016

Confused....



Hmmm….
Yeaah! I really confused… ‘bout everything on my face…
It is not just a LOVE, but it’s bout my future..


Pulang dari Karimunjawa banyak cerita, dan di sana saya bertemu dengan sosok yang “spesial”. Saya percaya banget sama yang namanya “serendipity” dan pasti Tuhan punya tujuan kenapa saya harus bertemu dan dihadapkan dengan kondisi saat ini.

Hati yang sudah terlanjur “MATI RASA” ini seolah-olah mencoba untuk bisa merasakan apa arti RINDU dan mencintai dalam konteks kedewasaan. Saya ngga pernah ketemu sama orang yang “model” begini sebelumnya, dan biasanya cuma lewat aja tapi kali ini merasa ada “sesuatu”.

Satu kalimat yang masih menggantung…. “Mau sampe kapan..?”
Dia berhasil meracuni pola pikir saya yang sudah beku dan hati saya yang sudah terlanjur hancur karena seseorang.

Dulu, saya bisa kembali membuka hati karena orang tersebut. saya pikir dia adalah cinta terakhir saya, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia miliki. Tapi, saya salah. Tuhan memberi saya takdir yang berbeda. Sakit rasanya hati ini dibuat oleh kenyataan bahwa saya tidak layak dipilih oleh dirinya. Dan yang paling menyedihkan adalah fitnah yang dilemparkan oleh partner hidupnya, sementara …….. I am doing nothing!

Dan kini, seperti sebuah kemungkinan. Laki-laki lain datang mengisi kekosongan hati saya. Sesaat berwarna tapi tak lama kembali dalam lubang abu-abu.
Saat dia mengatakan bahwa…. “ini bukan masalah waktu, tapi ini masalah memantaskan diri untuk yang dipantaskan dan memperjuangkan untuk yang layak diperjuangkan..”. Kalimat ambigu yang penuh misteri arti dan saya tidak bisa memecahkan itu.

Apakah itu ditujukan untuk saya…?
Beberapa kali dia mengatakan, “sudah pantas belum saya jadi bapak dosen…?”
Bagi saya itu hanyalah sebuah gurauan.

Saya ngga suka dalam situasi seperti ini….
Benci…!


***  
Di lain kasus……………
Saya HARUS studi. Pilihan yang sulit antara studi di dalam negeri atau ke luar negeri. Sama susahnya dengan masalah hati saya.

Usia bertambah, secara tidak langsung kapasitas otak pun akan menurun. Target saya, menikah tahun ini atau studi lanjut. Dan Tuhan menghadapkan saya pada persoalan ini, Ramadhan membuat memori saya kembali mengingat sosoknya yang hampir saya lupa. Tapi perjalanan ke Telaga Warna Puncak membuat saya kembali mengingat He was the best one! Oh gosh…. How could I forget him and his daughter….?? How can…..???? How long….?? Astagfirullah……..

There’s too much wishes for Ramadhan, but I realize that Allah swt will give the best….

I don’t understand…
I just wanna happiness in my love life
I just need a guardian to save me from the “night”
And I just need a FRIEND for my life, ever…!




-RS-
June, 4th 2016
5.36pm

Jumat, 22 April 2016

Tentang "Kartini" ....


Hanya sebuah goresan yang tertuang dari pemikiran abstrak seorang perempuan…

*** 

Postingan kali ini semi serius. Kali ini saya mau membahas tentang peran perempuan (karena memperingati Hari Kartini).

Berawal dari perjalanan saya ke Jepara Februari lalu, saya merasa sosok Kartini begitu melekatnya di hati warga Jepara. Ya, Kartini adalah anak yang dibesarkan di Jepara karena ayahnya adalah Bupati Jepara. Jepara merupakan bagian dari kota propinsi Jawa Tengah, dengan ibukota Solo. Jepara kota sederhana dan penuh keramahan (kalo ngga percaya, datang saja…). Dan lepas pulang dari Jepara, saya menemukan asmara (hmm… apalaah... hahahaaa….).

“Habis gelap terbitlah terang” adalah kata ampuh yang dimiliki olehnya. Kata-kata itu mampu menginspirasi jutaan perempuan (meski tidak hanya perempuan) untuk semakin banyak berbuat kebaikan dan bangkit dari suatu keterpurukan (yang pada jaman itu adalah sebuah kebodohan ---penindasan--- dari kaum laki-laki). Atau dengan istilah lainnya, Kartini memperjuangkan kesetaraan gender.

Namun, belakangan saya memahami. Bukan kesetaraan gender, melainkan lebih tepatnya adalah kesesuaian gender.
Entah mengapa saya merasa lebih nyaman dengan istilah “kesesuaian” gender dibandingkan dengan “kesetaraan” gender.

***
 
Saya merasa, perempuan dan laki-laki tidak memiliki kedudukan yang sama dalam kehidupan (re : setara). Akan tetapi, perempuan tetap menjalankan kodratnya sebagai perempuan, dan laki-laki tetap menjadi imam bagi perempuan. Dan itu berarti ada sebuah kesesuaian gender, dimana gender laki-laki berperan sebagai leader yang mampu bertanggungjawab, dan perempuan adalah follower yang mampu memberikan saran atau kritik yang penuh kasih sayang.

Ya… Itulah arti lain dari makna perayaan hari Kartini yang saya temukan setelah saya membaca beberapa referensi terutama Al-Qur’an. Bukan bermaksud menyatakan bahwa ada sebuah kesalahpahaman arti “kesetaraan” gender, namun saya tetap beropini bahwa perempuan ---sehebat apapun dia--- tidak akan pernah jadi “leader” dalam kehidupan, khususnya rumahtangga. Tetapi, bukan berarti perempuan tidak mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang memerlukan logika (layaknya pola pikir laki-laki pada umumnya).  

Dan kembali lagi, sungguh Allah swt (Tuhan YME) telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga kita hanya perlu memahami peran yang sesuai dengan gender kita.

Jadi…
Berperanlah sesuai gender kita dengan amanah. Laki-laki sebagai imam, pemimpin, nahkoda dari sebuah bahtera kehidupan. Dan untuk perempuan, jadilah perempuan yang cerdas, yang bisa menavigasi arah kehidupan, membantu laki-laki dengan sentuhan cinta dan sayang. Karena di tangan perempuan yang lembuh dan penuh kemandirian, akan hadir generasi yang mampu beradaptasi dengan peradaban. Demikian juga dengan didikan kebijaksaan seorang laki-laki, akan lahir generasi yang penuh dengan ketegasan.
***

-RS-

22.04.2016
11.21 pm

No Coincidence...



Yeeaayyyy….!!!
Meski saat pergi kemaren masih lemezzz… Tapi saya dapet lampu ijo dari mamah buat berangkat ke Belitong! Alhamdulillah…………………………..

Alasannya simple, bahwa saya adalah central dari kegiatan tersebut. Dan if I wanna go the I MUST GO..!!
Stubborn! Yes, I am.  Dan mamah pun mengijinkan.. Hehheee…

Meski bu meity dan bos baru saya worry banget, karena saya ini kena PARATYPUS tapi penyakit itu tidak mengalahkan semangat (hmm… lebih tepatnya ego siih..) buat jalan ke Belitong.

Langsung aja pesen MILAGROS (bukan iklan lhoo….) sama kaka saya, then…. Criiingggg! Alhamdulillah seketika “membaik”. Ditambah melahap semua sayuran dan makan apapun, meski susyaaah nelen harus dipaksa! Tuuh kan… kalo untuk sehat terus jalan-jalan saya mah langsung cepet. Tapi giliran disuruh NIKAH, kok yooo aku mikir tenan yoohh…. (ini bahas apaa siiihh, hahahhaaa….)

Simpel siih…. Saya ogah CERAI…! Dan sedang mencari sosok laki-laki yang adventurous (re : petualang) yang udah limited edition ini, hikksss….!

***

Hmmm…
Seperti biasa, bos mantan telat! Tapi karena udah saya check in jadi ga masalah, dan tinggal ketemu di waiting room. Ada yang aneh dalam perjalanan kali ini. Waktu saya ke Medan, security checking Bandara SOETTA ngga se-horor kemaren. Agak ketat juga, sampe gesper kudu dilepas. Alhasil celana bro hilman rada kedodoran, hahahahaa.. Dan jam tangan saya pun harus dicopot, teruss cardigan-bolero- saya juga harus dilepas! Whaat…??! Karena pake kaos tangan pendek, saya pun nego dengan petugas. Akhirnya, petugas tetap periksa badan saya detil banget. Oww…oww… seperti di “grepe-grepe” , untung mas nya gantengnya pol, jadi ngga maslah laah…. hahahaa… *plaaak*

Pesawat SJ air delay sekitar satu jam, dan saya pun minta kompensasi. Tapi pihak airlines bilang ngga ada kompensasi, hmmm… yowiiisss laah……..
Padahal setiap keterlambatan pesawat, itu ada kompensasi nya buat penumpang. Dan itu memang hak konsumen pengguna airlines. Dan karena penumpang yang lain meneng wae alias nrimo pesawatnya delay (mungkin karena kebiasaan) jadi yasudahaaah…………….

***
Alhamdulillah…………….
Mendaratlah tim kece biologi di Bandara Hanajoeddin, Tanjung Pandan, Belitung. I never dreamed to be there before! Sujud syukur sama Allah swt, dikasih berkah yang luar biasa. Selalu ada skenario yang terbaik yang sudah ditulis oleh-Nya. Alhamdulillah…………………….

Kita semua menginap di homestay warga yang memang sudah disiapkan oleh alumni kita. Yaa…. menghemat biaya, secara bujet minim banget jadi kita jalan ala ransel deh.
Malam hari itu juga kita langsung ke hutan untuk pengamatan Tarsius. Dan ternyata oh ternyata….. Gelap bangeeett! Ngga ada pencahayaan sama sekali. Hikkss…. Tau gitu senter LED dibawa deeeh…
Asli, Pangandaran kalah gelap sama Batu Mentas!

Sedikit horor tapi seru juga siih karena …………….. ketemu TARSIUS! Hahahaa…
Orang biologi mah gituuu, suka bertingkah abnormal kalo udah di lapangan. Hehehee…
Besok pagi nya lebh seru lagi. Karena cuaca mendukung, pengamatan pun ngga terasa. Pas liat jam udah zuhur aja, padahal harus ke pulau lain untuk pengamatan coral.

Foto-foto cek di ig sm fb yaa…

Dan alhamdulillah, fisik saya ngga drop sama sekali. Tiba-tiba langsung on fire begitu ngeliat capung, burung, jamur, dan paku. Banyak ilmu yang didapat selama studi ekskursi kemarin. Mulai dari sains biologi, sampe kontrol emosi ngadepin keinginan-keinginan bos mantan, hehehheee….

***
Lanjut ke pulau Lengkuas dan Kepayang, snorkeling sampe ga terasa air udah pasang! Untung pake life jacket alias pelampung, padahal sebelumnya sok ga pengen pake itu hehee…

Beberapa kali nelen air garam, dan kulit gosong gegara matahari yang cetaarrrr! It doesn’t matter, halaaah…. (makin jelek aja deeh, masih ada ngga yaa laki-laki yang naksir, hehee…)

Karena keasikan itu, kita berada di tengah laut yang gelap. Dan salut sama nakoda nya yang bisa menaklukkan medan laut dengan minimnya cahaya. Secaraaaa…. Di tengah laut mana ada lampu, keleesss… hahahhaa…

Dan tidak terasa pengamatan selesai. Besok edisi jalan-jalan menikmati kota Belitung.
Ga lengkap kalo ngga ke negeri Laskar Pelangi. Dan saya pun ber-imajinasi bagaimana seorang Andrea Hirata (ikal) bisa menulis yang membuat saya terinspirasi dengan laskar pelangi. Ternyata, desa Gantong adalah desa kecil. Jauh dari peradaban kota. Masih di kelilingi rawa-rawa yang ada buaya nya (re : Bedonga) dan itu true story.

Well….
Perjalanan ke Belitong harus berakhir. Dan kita hampir ketinggalan pesawat untuk balik ke Jakarta. Minta maaf buat semua awak kabin, pilot, petugas bandara, pokonya semuanya deh…
Gara-gara ulah kita, pesawat nyaris delay! Hahahhaa…. *piisssss*


Like a movie, my life goes around…
From the bottom to the top, sweet or sweat, good or evil, that’s my life…
Untill God said “CUT”…! And then I stop my step… “Lillahi ta’ala…”


-RS-
17.04.2016

F.A.Q (Frequently Ask Questions)


“Kapan kawin…??”

Yes, the F.A.Q.s is “KAPAN KAWIN (re: NIKAH)..??”

Aiiisshhh… kampreett!
Paling sebel kalo udah ketemu pertanyaan dengan nada nyinyir begitu tuuh…
Rasanya pengen nge-getok orang-orang itu (kayak imajinasi di kartun) hehehhee..! Tapi terimakasih juga udah mengingatkan saya, dan yang jadi permasalahan itu NIKAH sama siapeee…?? Dududuuuh!

***

Entah kenapa si dududd muncul dan pamer status kalo dia DUDA! Whaattt…!! Sia-sia kan nikah mewah banget tapi ujungnya cerai, tau gitu sama sayaah ajaah…! Halaaahh… *plaaak*
Hmm…. Status si dududd yang resmi DUDA GALAU memancing ke-kepo-an saya untuk “menggoda” (asli.. kepo super!) dan si dududd pun kepancing tapi ko ada yang ganjel yaah…

Duluuu….
Si duduudd always support tesis sampe saya tuhh nangis-nangis, dan dengan bijaknya *nyeessss* dan hubungan kita berakhir karena LDR yang ga pernah nyambung, hahahhaa…

Kini…….
Duduudd bikin saya bertanya-tanya, kenapa cerai siih…?? Kenapaa…?? Kan udah didoain, sayaah juga ikhlas koq, bahkan bela2in dateng! Aahh, dududd.. dududd… pola pikirnya terlalu politisi praktis hehheee…

Dan karena BBM banyak iklan, saya beralih ke WA. Duduud jarang maenan WA, so… kabur lah daripada harus kayak dulu. Yang udahan begitu saja… eaaakkkk…

Hmm… yang jelas, dududd mulai rajin nge-gym gegara saya hobi ledekin perut buncit nya.  Atau sekedar nanya, saya lagi stasiun apa. Ngga aneh siih…, dududd emang udah stay di Jakarta, tapi ga ada “rasa” itu lagi… Yaa sudahlaah… kalo jodoh ngga kemana duud! *kedip2manjaah*


***
Tentang tulisan lomba, sepertinya masuk 500 besar! Secara, judul saya ga muncul di daftar yang tidak lolos.. hehhee… Mungkin mba asma dan tim-nya sibuk baca tulisan galauerss yang sampe 3000 (data yang masuk menurut FB asma nadia).

Yaa…. Semoga aja kiprah di dunia menulis non-ilmiah berawal dari sini…. Aamiin….

Selanjutnya tentang si EFIN!
Gegara efin (laporan SPT) saya harus “nekat” komunikasi sama si kelinci. Dan lagi-lagi, selalu dan selalu saja saya kena ceramahnya yang super bener!
Whatever laah yaa…..
Masih aja doi ngebahas yang dulu-dulu, dan berdebat lah… Orang biologi ketemu sama orang pajak jadinya begitu deeh…
Awalnya kangen2an, lama-lama kampreet…! Ego nya masih terlalu besar buat “ngatur” pola pikir saya yang katanya “ajaib”.
Itulaah…. Kita selalu putus---- baikan---- ribut----kangen----ribut----bubar!

Saya ini…. Tulang rusuk yang bengkok, sangat bengkok malah… dan sedikit rapuh!
Jadi…. Kudu alusss banget buat “ngelempengin” pola pikir dan hati saya… eeaakkk! Hehheee…

***
Tapi… belakangan yang ngerti banget itu si Jepara!
Selalu mendengarkan dan memenuhi “keinginan” saya, yaaa…. Secara antara kita ada MoU..! hahahhaa…

Cuma agak aneh aja, belakangan suka ijin kalo mau balapan! Hahaha… berasa jadi mamahnya deeh..
But anyway…. Always postive….

(Waktu saya nge-post ini dalam kondisi kena paratypus! Dasar ririssss, ngga bisa badan enakan dikit langsung “ngayab” ngetik soal, dsb…)

Dan tiba-tiba….
Ketemu lah IG si Jepara, yang sebelumnya males banget nge-stalk! (Mungkin efek demam dan bakteri paratypus yang “menggila”) ada sebuah pose laki-laki ½ kece bersandar di tiang galau di sebuah daerah di Tokyo, Japan.

Hmmm….. ngga penting juga siih sama itu tiang, tapi mata saya tertuju pada bacaan “OMEGA”.
Ya! Jelas sekali dengan simbol dan tulisan “ΩMEGA”…!

Is this a Sign…?
Is he my next…?

Sementara dia kan ngga banget, atau sayaah yang ngga banget di matanya…
(wanita super aneh kalo udah ketemu apapun makhluk hidup)

Dia atlet balap sepeda, sayaah…?? Naik sepeda aja jatoh!
Dia dingin kayak kulkas, sayaah…?? Panas kayak kompor hehee…
Dia diem, anteng…, sayaah…?? Udah kayak beo dikasih batere duracell..!

****
Hmm….
Yang jelas, bulan MEI masih lama! KKL masih bulan depan, tapi nego nya ga kelar-kelar… heleeehhh!
Badan udah lemezzz banget pengen Lebaran! (Lhooo…??!!! **gak nyambung**)
Dan kalo saya sakit, ga bisa ke Belitung sm ke Malaysia deeh….!!

****hikkksss****

08.04.2016
Happy milad bro Hilman..! akhirnyaa…. Sama2 30 yee…